Sabtu, 19 Desember 2020

Meningkatnya Anak Jalanan, Gelandangan, dan Pengemis Di Kabupaten Kotawaringin Timur

 

Kemiskinan menjadi faktor utama maraknya anak jalanan, gelandangan, dan pengemis di jalan-jalan, pusat pembelanjaan, dan fasilitas umum lainnya, di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Sebab masalah utama yang hinggap pada mereka ialah kemiskinan. Jika masalah itu tidak tertangani mereka pasti akan kembali ke jalan, penyelesaian masalah anak jalanan dan gepeng itu tidak akan efektif jika penertiban hanya sekali-kali dan tidak berkesinambungan. Selain itu, tidak kalah penting yang merupakan akar permasalahan yakni kemiskinan tidak mampu tertangani.

Anak jalan, gelandangan, dan pengemis setiap tahun semakin meningkat di Sampit. Mereka kebanyakan berasal dari luar kota Sampit, mereka datang ke kota ini karena mendengar informasi iklim perekonomian di Kabupaten Kotim menjanjikan. Imbas dari imigrasi itulah yang membuka celah berkembangnya jumlah anjal dan gepeng. Pemkab Kotawaringin Timur telah melakukan pembinaan dan pemberian keterampilan kepada anak jalanan, gelandangan dan pengemis. Namun, perlu diingat perilaku mengemis juga karena faktor dorongan dalam diri yang merasa mudah mendapatkan uang dengan memanfaatkan sifat sosial dan belah kasihan masyarakat.

Menurut Departemen Sosial RI (1995), ada 3 model penanganan anak jalanan yaitu street based, center based dan community based. Masing-masing model ini memiliki kelemahan dan kelebihan tertentu. Community based adalah model penanganan yang berpusat di masyarakat dengan menitik beratkan pada fungsi-fungsi keluarga dan potensi seluruh masyarakat. Tujuan akhir adalah anak tidak menjadi anak jalanan dan mereka tetap berada di lingkungan keluarga. Kegiatannya biasanya meliputi peningkatan pendapatan keluarga, penyuluhan dan bimbingan pengasuhan anak, kesempatan anak untuk memperoleh pendidikan dan kegiatan waktu luang dan lain sebagainya. Street based adalah kegiatan di jalan, tempat dimana anak-anak jalanan beroperasi. Pesan sosial menciptakan perkawanan, mendampingi dan menjadi sahabat untuk keluh kesah mereka. Anak-anak yang sudah tidak teratur berhubungan dengan keluarga, memperoleh kakak atau orang tua pengganti dengan adanya pekerja sosial. Center based yaitu kegiatan di panti, untuk anak-anak yang sudah putus dengan keluarga. Panti menjadi lembaga pengganti keluarga untuk anak dan memenuhi kebutuhan anak seperti kesehatan, pendidikan, ketrampilan waktu luang, makan, tempat tinggal, pekerjaan dan lain sebagainya. Open house (Rumah terbuka/Rumah singgah) di berbagai negara untuk melengkapi pendekatan yang sudah ada, termasuk di Indonesia. Keunikannya adalah mampu digunakan untuk memperkuat ketiga pendekatan diatas.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Badan Usaha Milik Universitas Muhammadiyah Malang

Rumah Sakit UMM      Pada tanggal 17 agustus yang bertepatan dengan hari Kemerdekaan Rpublik Indonesia yang 68 UMM membangun Rumah sakit UMM...